KARYA SENI DRAWING,
BERDASARKAN PRESEPSI KEURBANAN DAN ARTISTIK.
Latar belakang masalah
Drawing yaitu sarana pemindahan bentuk real kedalam kertas, atau daya imajinasi yang dituangkan kedalam kertas atau media lainnya. Pinsil dan kertas adalah media dasar menggambar, kebiasaan menggambar hal yang utama untuk menjadi ketertarikan pada karya seni ini. Di dalam media drawing bisa memberikan unsur-usur pesan-pesan sosial dan keagamaan bahkan kritikan serta imajinasi seseorang. Drawing bisa dilakukan adanya keinginan tersendiri atau bahkan disuruh (pesanan). Pensil yang digunakan pinsil 2B biasa (berukuran 15 cm) dan kertas biasa berukuran 29,7 cm x 21 cm. Drawing bisa menjadi alat dokumentasi, drawing menjadi iklan, drawing menjadi hiasan, drawing menjadi pertunjukan, drawing menjadi animasi (film), drawing menjadi illustrasi, komik, buku, bisa pula mejadi ajian ritual dll. Drawing bisa di lakukan di mana saja, karena drawing bisa menjadi bahan hiburan dan karya seni. Oleh sebab itu drawing bisa dijadikan alat informasi promosi dan publikasi yang menarik ketika generasi sekarang lebih mengenal teknologi komputer. Akhirnya hanya sedikit yang bisa melakukan drawing. Padahal drawing bisa di kolaborasi dengan media-media keurbanan pada saat ini, dan akan tecipta suatu gambar yang bergerak seperti film anak-anak dan dewasa.
Media ini untuk mewujudkan karya seni melalui drawing dan Seni Visual (Drawing), kolaborasi dengan Seni Multi-media. Karena drawing” Memberikan suatu pendidikan seni tradisi menggambar melalui problematika keurbanan.” Dan memberikan suatu doktrinan elemen budaya kedalam skema kesadaran akan budaya yang mapan. Menjadikan suatu kebanggaan akan jati diri setiap budaya, yang melawan arus keurbanan.
“Jangan sampai kita terlena dan terpengaruh terlalu jauh oleh teknologi komputer, dan akhirnya meninggalkan artistik sebuah gambar tangan” dan budaya sendiri.
Pengertian seni
Seni adalah bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam jiwa manusia,
disampaikan dalam berbagai bentuk dan diterima oleh indra yang dapat diambil
estetik dan artistiknya, Contohnya seni suara untuk indra pendengar, seni lukis untuk indra penglihat,
dll. Jadi kupercaya bahwa di dalam setiap manusia memiliki jiwa seni dan berbeda-beda karena setiap orang diciptakan tidak ada yang sama. Bentuk
seni dapat beraneka ragam dan dapat ditemui dimana saja. Dalam mengekspresikan seni tentulah jiwa sangatlah berpengaruh karena
akan menentukan karakter dan corak dari seni yang dihasilkan. Keindahan dari
sebuah seni tentulah harus didukung akan kemampuan seseorang dalam mengolahnya
agar seni tersebut dapat dinikmati oleh orang lain.
Seorang seniman tentulah mengerti apa yang hendak dilakukan dan
dikerjakannya. Dimana semuanya dilakukan untuk idealis kepuasan dirinya
sendiri. Sehingga orang lain yang menikmati hasil seni tersebut dapat merasakan
kepuasan yang dirasakan oleh seniman tersebut.
Tapi sangat disayangkan karena banyak "seniman jadi-jadian"
dimana menghasilkan karya hanya demi sebuah popularitas bukan suatu keindahan.
Lebih parahnya para "seniman jadi-jadian" tersebut mencoreng akan
arti sebuah seni dan demi sebuah popularitas mereka lupa akan siapa diri
mereka. Mengapa kita tidak belajar dan mencontoh dari almahrum Affandi Maestro
Seni Lukis Indonesia. Walaupun terkenal ia menjuluki dirinya sendiri adalah
Pelukis Kebo (pelukis bodoh) dan merasa senang mengambar karena dengan
coretan-coretan gambar Affandi dapat mengungkapkan perasaannya, sebelum terkenal ia pernah bekerja sebagai
pelukis poster bioskop yang mana menunjukan bahwa ia memiliki kemampuan untuk
melukis bukan hanya sekedar jadi-jadian demi popularitas
semata.
Pengertian drawing dalam
sebuah karya seni
Pengertian drawing adalah gambar
tiruan seperti ( orang, binatang,
tumbuah, benda mati, ruang, landcape, dll ) yang dapat dibuat dengan coretan pensil atau media
lainnya. Jika kita perhatikan terdapat banyak kata pada
pendefinisian tersebut. Ini menunjukkan betapa luasnya definisi atau pengertian tentang drawing.
Yang pertama
menunjukkan bahwa gambar tidak hanya terbatas pada tiruan orang,
binatang,tumbuhan. Tapi bisa juga tiruan yang lainnya. Yang kedua di dalam proses pembuatannya
tidak terbatas pada coretan pensil. Bisa saja dengan pointer menggunakan mouse di program drawing di komputer. Drawing tipografi “dll” terakhir menunjukan bahwa media untuk menggambar
tidak hanya terbatas pada kertas. Bisa saja
pada dinding, lembaran kayu, atau bisa juga pada canvas imaginer di program Menggambar
di komputer.
Di sini kita bisa mengetahui bahwa
pendefinisian drawing cukup luas dan bisa
menjadi berbagai definisi tergantung
dari tingkat kemajuan zaman dan disiplin ilmu. Jaman dahulu
mungkin pengertian drawing hanya terbatas pada goresan-goresan menyerupai benda
tertentu yang terdapat pada kertas, namun sekarang orang juga mengenal gambar
sebagai kombinasi garis dan warna ,ketika kita ditanyakan apakah sebenarnya
pengertian drawing / citra itu. Mungkin kebanyakan akan menjawab gambar yaitu drawing.
Pada artikel ini, saya akan mencoba memberi penjelasan sedikit tentang drawing:
Jika kita lihat tentang gambar tidak bisa disamakan dengan drawing, tapi drawing
adalah sebuah gambar, sama halnya lukisan. Lukisan adalah gambar tapi tidak
bisa di bilang gambar. Estetik dan artistiknyapun berbeda, begitu pula media
yang dipakainya.
Oleh sebab itu bahwa pengertian
gambar tidak bisa di samakan dengan drawing dan lukisan.
Persepsi Estetika Urban
Dan Kemampuan Artistik
Di dalam konsep pembuatan karya seni yang saya kerjakan,
harus sesuai dengan presepsi estetika urban dan kemampuan artistik sebuah karya
drawing.
Estetika dan estetik dalam sebuah karya seni drawing
sangatlah dibutuhkan, karena drawing tidak hanya sekedar menggambar atau coretan
semata. Harus adanya rasa estetik dan artistik buat si pelaku untuk membuat
karya seni. Di dalam karya seninya pun harus ada suatu tanya jawab antara si
pembuat atau pelaku dengan yang melihatnya (interaksi). Oleh sebab itu
dibutuhkan elemen estetika dan artistik.. tidak sekedar membuat saja.
Begitu pula sebuah karya
seni drawing yang saya buat harus mempunyai elemen estetika dan artistiknya,
saya memadukan antara seni budaya lokal dan urban. Bertemakan kota bandung
penuh dangan kebudayaannya, “history and culture” untuk menjadi sutu karya seni
yang penuh dengan suatu pertanyaan, saya disitu mengkolaborasi keurbanannya
dengan gaya vector dan lokal.
Agar diera sekarang,
bidang pendidikan harus sadar akan seni budaya kita sendiri dan menjaganya
walau era urban telah berdatangan.
Elemen didalam karya ini yaitu, gedung isola
(menyimbolkan pendidikan), cerita sangkuriang (sangkuriang, dayangsubi,
alat-alat degung (bonang, kendang, gong, angklung), gunung tangkuban perahu,
lambang kota bandung, pipa air, kran air, baut, pohon bambu, senjata kudjang,
pinsil, bunga, pohon.
Ornamen yang ada di dalam karya yaitu, gaya trible,
vector, rambatan batang pohon, bunga, bambu. Dengan dikemas menjadi gaya atau
aliran bernuansa budaya dan keurbanan. Suatu etestika didalam karya ini
terdapat pada cerita itu sendiri, halnya artistik didalam sebuah penggarapan
karya seni itu sendiri yang menggabungkan antara seni budaya dan keurbanan. (lulu asep kurnia)
Pahlawan Tidak di Kenang
Satu Dua Yang Berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar